Selasa, 23 Desember 2008

Indonesia? Isn’t That Near Malaysia?



Indonesia is lucky. Lucky to be blessed with breathtaking vistas, a people whose spirit of hospitality comes easily, a fascinating culture both preserved in history and lived out daily, and biodiversity matched by few countries in the world. And the food isn’t bad either.
Actually, I take that back. Indonesia is very lucky. And I think most Indonesians know it. Most Indonesians outside the Ministry of Culture and Tourism, that is.
Harsh words? Perhaps. But here’s the thing: In my humble bule opinion, either the ministry is oblivious to the fact that Indonesia is a dream destination, or it is asleep at the wheel when it comes to expressing that fact coherently in promotional material.
Up for a case study? OK.
Due largely to the historic presidential election and historic economic meltdown in my home country, the United States, I’ve been watching a fair amount of CNN and CNBC in recent months. All right, a lot of Travel and Living, too — for “Project Runway,” if you must pry.My taste in TV aside, these are channels that strive after a well-heeled, well-traveled clientele. The sort of people who want to take exciting vacations to far-flung destinations and have the money to do so in style. In short, Pak Tourism Minister, this is your audience and you want their business. And considering the global economic slowdown is well and truly upon us, you need them now more than ever.I’ve seen no shortage of tourism-related advertising on these networks. South Koreans shop and eat their way through the ups and downs of CNBC’s Nasdaq charts. Wolf Blitzer practically has to weave through China’s hutongs to get on screen.. And India? I have seen enough “Incredible India” ads to last me clear through to my final reincarnation, thank you very much.And Indonesia’s contribution? Well, I saw an “Enjoy Jakarta” ad recently. Does that count? I hope not, because the ad I saw was truly disappointing: A voice-over in gratingly poor English; an animated backdrop more reminiscent of a PowerPoint presentation than a serious PR campaign; and painfully obvious dubbing that left the actors scrambling to mouth their lines in time with the sound. Technically speaking, poor. Content-wise? Even worse. “Bargain shopping! International cuisine! Open spaces! History!” the narrator trumpets, without citing even one specific example, without describing even one unique Jakarta street scene, event or custom. If I’m an American traveler looking for generic bargain shopping, Jakarta isn’t going to appear on my list. If I want an advantageous exchange rate, I’ll skip the $2,000 flight to Soekarno-Hatta and visit Tijuana instead. If I’m a German, Krakow’s just a train ride away. Japanese? Try Hangzhou. Same thing with so-called international cuisine.. And open spaces? In Jakarta? Don’t even go there. The fact is, I’m not going to trek all the way out to Indonesia for something I can get anywhere. I want something uniquely Indonesian, so get out there and sell it to me. Angry as I am that this is the one TV advertisement for Indonesian tourism I have seen so far, what really gets me steaming is the recent PR campaign out of our friendly neighbor to the north.
“Malaysia: Truly Asia” is a great campaign, don’t get me wrong. And if you’ve seen the ads yourself I’m sure you’ll agree. Sunny, vibrant, chock-full of gorgeous landscapes, enticing foods and artistic displays. Pretty classy and, for me, pretty effective. But what is so frustrating about Truly Asia is that it is stealthily, smilingly stealing Indonesia’s cachet with tourists. Want to watch a wayang performance? Interested in diving on a pristine coral reef? Does a romp with an orang-utan sound good? These ads show us there’s no need to brave Jakarta’s smoggy streets or fly Garuda’s shaky skies for all that. Just hop over to Malaysia!
Even satay makes an appearance in a Truly Asia ad. Sure, satay may be served across the region, but let’s face it: those Malaysians have a lot of nerve trying to assert that this delectable dish is best eaten beside the Petronas Towers. Who knows how many unsuspecting Swedes and Canadians are being fooled into thinking that the world’s best satay can be found in Kuala Lumpur. It’s a travesty..
It’s time for the minister and his team to strike back. If they want their second round of Visit Indonesia to be less of a failure than their first, then they’ve got to get serious. The competition is doing a world-class job advertising their unique cultural offerings, their jungles and beaches, and their cute and fuzzy fauna to discerning travelers. Indonesia must do the same.

So would someone please hook the minister up a with a good PR firm? I’m sure he would appreciate the help, and so would many future satay connoisseurs just waiting to taste the real thing.

Michael Boyce is a staff writer for the Jakarta Globe.

Internet Tariff Telkom


English Version

1. ACCESS PDN is accesses communication to internet gateway with mode of package data at network TelkomFlexi. Accessed this pass by Packet Data Network (PDN) with standard speed CDMA 2000-1x that at this time opened at a speed of effective ( throughput ) between 30 till 70 Kbpses.
If You want to access TelkomNet@Flexi, conduct setting dial as follows :
No Dial : #777
Username : telkomnet@flexi
Password : telkom
Tariff : Internet Service (PDN Based) Rp. 5,- / KByte
Calculation one minute just Rp.100,- ..conduct setting dial as follows :
username : telkomnet@flexi-time
password : telkom
dial number : #777
2. ACCESS TELKOMNET INSTAN is accesses communication to internet gateway with mode of circuit data at network TelkomFlexi with speed akses up to 14.4 Kbps.
Way to access
In order to you can access TelkomNet Instan pass by network TelkomFlexi, conduct setting dial as follows :
Easy/Practical : needn't enlist. Every area that has been reached service TELKOMNet Instan can access direct Internet without enlist.
• Number Akses : 0809 8 9999
• User name : telkomnet@instan
• Password : telkom
• Tariff : Rp 165,-/minute (entered pulsa telephone+ Internet)
• Speed : 56 Kbpses (V.90)
If we access PDN, then tariff that will impose to us is base big file that we download, it is possible we will get big tariff though we have not yet been old linked with internet because file that we big download. If we use TelkomNet Instan, tariff that impose to us is the duration access interent.
For tariff information telkom fleksi please visits:
http://www.telkomflexi.com/products/index.php?page=Mjc

Indonesian Version


1. AKSES PDN adalah akses komunikasi ke internet gateway dengan mode data paket pada network TelkomFlexi. Akses ini melalui Packet Data Network (PDN) dengan kecepatan standar CDMA 2000-1x yang saat ini dibuka pada kecepatan efektif ( throughput ) antara 30 hingga 70 Kbps.

Cara Akses Agar Anda dapat mengakses TelkomNet@Flexi, lakukan setting dial sebagai berikut :

No Dial : #777
Username : telkomnet@flexi
Password : telkom
Tarif : Layanan Internet (PDN Based) Rp. 5,- / KByte

Pake Yang hitungan waktu aja semenit cuman Rp.100,-

username: telkomnet@flexi-time
password: telkom
dial numbernya #777

2. AKSES TELKOMNET INSTAN adalah akses komunikasi ke internet gateway dengan mode data sirkit pada network TelkomFlexi dengan kecepatan aksesnya sampai dengan 14.4 Kbps.

Cara Akses
Agar Anda dapat mengakses TelkomNet Instan melalui network TelkomFlexi, lakukan setting dial sebagai berikut :

Mudah/Praktis : tidak perlu mendaftar. Setiap daerah yang telah terjangkau layanan TELKOMNet Instan dapat mengakses Internet langsung tanpa mendaftar.• Nomor Akses : 0809 8 9999
• User name : telkomnet@instan
• Password : telkom
• Tarif : Rp 165,-/menit (termasuk pulsa telepon+ Internet)
• Kecepatan : 56 Kbps (V.90)

Bila kita akses PDN, maka tarif yang akan di kenakan kepada kita adalah berdasarkan besar file yang kita download, bisa jadi kita akan mendapatkan tarif yang besar meskipun kita belum lama terhubung dengan internet karena file yang kita download besar. Sedang bila kita menggunakan TelkomNet Instan, tarif yang di kenakan kepada kita adalah lamanya akses interent.

Untuk informasi tarif telkom fleksi silakan kunjungi:
http://www.telkomflexi.com/products/index.php?page=Mjc

Minggu, 21 Desember 2008

Idealisme Kami



Betapa inginnya kami agar bangsa ini mengetahui bahwa
mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri.

Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur
sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
jika memang tebusan itu yang diperlukan.

Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan,
kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka
jika memang itu harga yang harus dibayar.

Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini
selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami,
menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami, dan
mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Betapa berat rasa di hati kami menyaksikan bencana
yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada
kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa
kami membawa misi yang bersih dan suci,
bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia,
dan bersih dari hawa nafsu.

Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia,
tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih.

Yang kami harap adalah
terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat
serta kebaikan dan keberkahan dari Allah – Pencipta Alam semesta

Kamis, 18 Desember 2008

3 Pertanyaan



Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air.
Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang
guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.

Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kiyai.

Pemuda : Anda siapa Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.

Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:
(1). Kalau memang Tuhan itu ada,tunjukan wujud Tuhan kepada saya
(2). Apakah yang dinamakan takdir
(3). Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama.
Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa ? anda marah kepada saya?
Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?

Pemuda : Ya!
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!

Pemuda : Saya tidak bisa.
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.

Kyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak.
Kyai : Itulah yang dinamakan takdir.

Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.

Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit.

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.

Kyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada Seluruh manusia yang akan bertambah bila diamalkan, salah satu pengamalannya Adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
Amin ....
Wasalam

Rabu, 17 Desember 2008

Rawon.....wuih....Lezzatnya

Mau tau makanan kesukaanku banget......RAWON



Mau Tau Buatnya.....Ga papa....jangan malu2,walaupun kita cowok tapi ga usah malu kalo pengen tau kan....

Bahan:
300 gram daging sapi yang agak berlemak
100 gram tauge pendek, dicuci bersih
2 lembar daun salam
4 lembar daun jeruk
1 batang serai, dimemarkan
2 cm lengkuas/laos, dimemarkan
Garam dan merica secukupnya
6 gelas air

Bumbu yang dihaluskan:
4 butir bawang merah
2 siung bawang putih
4 butir kemiri
3 buah kluwek, diambil isinya
2 buah cabai merah

Cara Membuat:
Potong kotak-kotak kecil daging sapi.
Panaskan 2 sdm minyak goreng, tumis bumbu yang dihaluskan sampai harum bersama serai, lengkuas, daun salam dan daun jeruk. Tambahkan garam dan merica secukupnya.
Kemudian, di dalam panci yang sudah diisi 6 gelas air, masukkan potongan daging sapi dan bumbu yang dihaluskan, rebus sampai daging sapi matang dan empuk. Apabila air mengering, tambahkan lagi sesuai selera.
Hidangkan dengan menaburkan tauge pendek diatasnya dan hias dengan daun jeruk.

Untuk 3-4 orang.

Selasa, 16 Desember 2008

KISAH LUQMAN AL-HAKIM DENGAN TELATAH MANUSIA


Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki."
Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di passar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang adab anak itu."

Sebaik sahaja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu."
Oleh kerana tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai."
Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T sahaja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, iaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."