Selasa, 30 Maret 2010

Memohon Kepada Allah

Ditengah kehidupan yang kian sulit, hempasan gelombang berbagai masalah seolah datang bertubi-tubi. Semua solusi sudah dicoba untuk diterapkan namun belum juga nampak hasilnya. Tidak ada salahnya kita berserah diri pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, memohon dengan setulus hati, dengan kerendahan hati, akan menjadi terasa nikmat dan memudahkan kita menjalani kehidupan ini.

Mari kita sama-sama berdoa, semoga Allah berkenan mengabulkan doa-doa kita dan memudahkan semua kesulitan hidup yang tengah kita hadapi pada hari ataupun hari esok, yang nampak maupun yang tidak nampak.

'Ya Allah, janganlah Engkau biarkan di tempat kami ini seorangpun yang sakit kecuali Engkau sembuhkan, yang mengalami kesulitan kecuali Engkau mudahkan kesulitannya, yang berhutang kecuali Engkau bayar hutangnya, yang sendirian kecuali Engkau berikan pasangan, yang belum memiliki momongan kecuali Engkau titipkan bayi mungil untuknya, yang resah kecuali Engkau hilangkan keresahannya. Tidak juga ada dambaan menyangkut dunia & akherat yg Engkau ridhoi & kemaslahatan untuk kami kecuali Engkau memenuhinya & mempermudahkannya. Amin'

Wassalam,
agussyafii

Sabtu, 20 Maret 2010

Kebahagiaan yang Hakiki

Perhatikan bagaimana al Quran membimbing kita melihat masalah, seperti yang disebutkan dalam surat al Baqarah ayat 216, 'Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui (Q/2:216).

Renungkan pula bagaimana proses yang mengantar kita pada kebahagiaan, ternyata di sana ada pengorbanan. Pesta perkawinan yang sangat membahagiakan ternyata harus didukung oleh pengorbanan banyak hewan yang harus disembelih. Kemerdekaan suatu bangsa juga harus didukung oleh pengorbanan sebagian dari warganya, yakni dengan gugurnya para pahlawan di medan perang. Disadari atau tidak, sebenarnya setiap pribadi harus bersedia berkorban demi kebahagiaan bersama.

Pengorbanan, sifat mengalah harus selalu ada pada diri kita demi mewujudnya kebahagiaan yang hakiki. Suatu bahaya yang mencekam ternyata melahirkan kebahagiaan berupa munculnya orang-orang pemberani yang berhasil mengusir bahaya itu. Pengalaman menderita sakit parah ternyata bisa mendatangkan rasa kebahagiaan, yakni ketika merasakan betapa nikmatnya kesehatan. Jika penderitaan itu terjadi karena kesalahan maka itu adalah tanggungjawab kita sebagai pilihan hidup kita tetapi bila tidak bersalah itulah yang disebut dengan pengorbanan, maka pengorbanan kita akan dibalas oleh Allah dengan ketinggian derajat di akhirat (Q/2:155-157) .

Menurut al Quran, Allah memberikan potensi kepada kita untuk mampu memikul kesedihan dan melupakannya. Dalam surat at Taghabun disebutkan 'Tidak satupun petaka yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q/64:11).

Allah Maha Sempurna, sementara nalar kita tidak sempurna. Adakalanya kehidupan dapat dipahami oleh nalar kita dan seringkali tidak. Kita pernah diributkan oleh lirik lagu yang mengatakan bahwa takdir itu kejam, padahal takdir Allah selalu baik untuk hamba-hambaNya. Persoalan kehidupan memang bukan semata-mata problem nalar, tetapi problem juga rasa, sebagai akibat dari keinginan kita untuk selalu mendapatkan yang terbaik untuk dirinya, keluarga kita atau diri kita saja hingga melupakan yang lain. Jika problemnya demikian maka yang mampu menanggulanginya adalah ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berperan besar dalam mencapai kebahagiaan yang hakiki, dunia dan akherat.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).

Wassalam,
agussyafii

Rabu, 10 Maret 2010

Langit dan bumi pun menangis

Ketika saya mendengar kabar seorang teman diusia muda meninggal dunia tak kuasa menahan air mata. Air mata kehilangan seorang teman yang gigih dalam perjuangan dan senantiasa tak mengenal lelah untuk selalu mengajak dalam kebaikan. Saya masih teringat kata-katanya yang sering diulang-ulang, 'Sebaik-baiknya orang adalah yang membawa kebaikan untuk orang lain.'

Menangis kehilangan teman dan sahabat yang baik, saya tidak sendirian. langit dan bumi-pun menangis karena kehilangan dirinya. Saya teringat satu kisah Ibnu Abbas ditanya oleh seseorang, 'Wahai Ibnu Abbas, apakah engkau mengetahui firman Allah (QS. an-Nahl (16) : 29), langit dan bumi bisa menangisi seseorang?'

Ibnu Abbas menjawab, 'Benar, sesungguhnya setiap orang memiliki pintu dilangit dimana rizki diturunkan dan amal kebaikannya dinaikkan. Jika seorang Mukmin meninggal dunia, tertutuplah pintu itu dan langit menangis karena kehilangan dirinya. Demikian halnya bumi, bumi juga merasakan kehilangan karena selama ini menjadi tempat beribadah. Diatasnya, seorang Mukmin senantiasa sholat dan berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka menangislah bumi karena kehilangan. (Tafsir Ibnu Katsir, IV/128).

Bahkan Nabi Muhammad bersabda, 'Ketahuilah tidak ada istilah keterasingan bagi seorang Mukmin , tidak ada seorang Mukmin yang meninggal dunia dipengasingan, dimana dia terasing dari orang-orang yang dicintainya melainkan ia akan ditangisi oleh langit dan bumi. (HR. Ibn Jarir).

Seorang Mukmin bukanlah manusia biasa. Langit dan bumi menjadi saksi seluruh tindak tanduknya. Ketika seorang Mukmin meninggal dunia. Langit dan bumi-pun menangis karena kehilangan orang yang selalu memakmurkan bumi dengan amal kebaikan.

Wassalam,
agussyafii

Senin, 01 Maret 2010

kisah indah di ahad pagi

Angin bertiup dingin. Matahari menggeliat menyambut pagi. Anak-anak Amalia hadir dengan wajah tersenyum. Muhasabah Amalia dihadiri dengan penuh kegembiraan. Ada yang terasa istimewa dikegiatan hari ini. Ada Kak Yusman, Kak Rani, Kak Nia, Kak Suci dan juga Kak Teti dari Bandung.

Diawali dengan membaca surat Yasin bersama, dilanjutkan dengan membaca al-ikhlas, al-falak dan juga an-Nas dan juga doa. Pada sesi berikutnya ada tausyiah dengan tema, 'Muhasabah: Doa yang diijabah.'

Pada dasarnya setiap ucapan kita adalah doa dan setiap doa akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seberapa jarak waktu doa itu dikabulkan. Tergantung siapa yang berdoa dan dalam kondisi apa.

Ada seorang Ibu yang baru ditinggal oleh suaminya karena kecelakaan. Dua anaknya laki-laki terdiri usia 5 tahun dan 7 tahun tidak ada yang mengawasinya anaknya suka berantem dan sang ibu membawa kedua anak itu kekuburan bapaknya dan dia mengatakan katakan, 'Nih urus anak-anakmu. Aku sudah tidak sanggup lagi. ' Seminggu kemudian dua anaknya meninggal dunia karena sakit.

Penyesalan Sang Ibu begitu sangat mendalam. Ucapannya adalah doa, dengan cepat diijabah oleh Allah. Muhasabah atau evaluasi diri menjadi begitu sangat berarti bagi dirinya. Memohon ampunan atas kesalahan menjadi begitu bermakna. Kisah itu begitu sangat menyayat hati.

Hikmah yang kita bisa petik dari cerita diatas adalah sebaiknya kita bermuhasabah diri sebelum memanjatkan doa, doa yang kita panjatkan hendaklah tidak didasarkan karena nafsu kekesalan, amarah atau kecewa yang akhirnya membuat penyesalan seumur hidup kita. Hendaklah doa yang kita panjatkan karena ketulusan, keindahan, kesehatan dan kebahagiaan untuk orang-orang yang kita cintai ataupun orang-orang disekeliling kita maka doa kita membawa kebaikan, kedamaian dan keberkahan mereka, orang-orang yang kita kasihi dan kita cintai.

Siang itu terasa damai dihati kami. Senyum Anak-anak Amalia menjadikan hangat didalam jiwa kami. Getaran kebahagiaan menghiasi indah Rumah Amalia. Terima kasih untuk Kakak2 semua yang telah berkenan hadir dan yang juga tidak bisa hadir maupun yang telah mendukung kegiatan kelancaran kegiatan 'Muhasabah Amalia (MUSA) ini. Teriring doa kami, 'Semoga Allah melimpahkan kasih sayangNya dalam berbagai bentuk kenikmatan, rizki, kesehatan, kebahagiaan dan ketentraman hati. Amin ya robbal alamin..

--
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.' (QS. al-Hasyr : 18).

Wassalam,
agussyafii