Sabtu, 17 Januari 2009

Sepenggal kisah kekejaman israel di Palestine



Koresponden Al-Jazeera melaporkan, 7 Palestina syahid akibat serangan Israel ke Desa Brazil di permukiman Rafah kemarin, di antara mereka adalah Khalid Abdul Karim (35 th) salah satu pemimpin Brigade Izuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas.
----------
Israel Masih Serang Rafah, 56 Syahid

Al Islam – Pasukan Israel hingga Jumat dini hari tadi masih menyerang Desa Tel Sultan, barat permukiman Rafah, Jalur Gaza. Serangan ini menyebabkan jumlah korban syahid meningkat menjadi 56 orang.

Koresponden Al-Jazeera melaporkan, 7 Palestina syahid akibat serangan Israel ke Desa Brazil di permukiman Rafah kemarin, di antara mereka adalah Khalid Abdul Karim (35 th) salah satu pemimpin Brigade Izuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Dua Palestina lain juga syahid dalam serangan militer Israel di Desa Tel Sultan, barat permukiman Rafah yang mengakibatkan jumlah syahid meningkat menjadi 9 orang, sementara puluhan lainnya terluka, sebagian mereka dalam kondisi kritis.

Al-Jazeera melaporkan, puluhan tank Israel Kamis sore lalu menyerbu permukiman Rafah, sebagaimana ledakan juga terdengar di Desa Brazil. Buldoser Israel juga menghancurkan lebih dari tiga puluh rumah di Tal Sultan dan puluhan rumah di Desa Salam dan Brazil. Pasukan Israel juga menangkap puluhan pemuda Palestian dan membawanya ke tempat yang tidak diketahui. Selain itu, mereka melacarkan tembakan ke teras rumah penduduk dan sasaran yang bergerak.

Pasukan Israel mengatakan, aksinya ini dilakukan untuk memusnahkan senjata dan mencari warga Palestina.

Al-Jazeera melaporkan, seorang polisi Israel tewas dalam serangan ini. Tapi, radio Israel mengatakan, ia tewas karena salah tembak oleh rekannya. Namun saksi mata mengatakan, ia tewas akibat baku tembak dengan pejuang Palestina. (ist/alislam/ha)

-----
Sepenggal Kisah dari Kekejaman Israel di Palestina

Al Islam – Dua bocah Palestina Ahmad dan Asma terbujur berlumuran darah setelah Israel memberondong keduanya dengan peluru tajam. Berikut penuturan Siriyah al-Mughir (42 th), ibu dua anak itu, mengenai kepedihan yang dialaminya.

Dalam suasana duka, ia berkata, “Sesuatu terjadi begitu cepat. Saat itu saya, Ahmad, dan Asma tengah duduk bersama untuk makan pagi. Ahmad yang suka kepada merpati piaraannya kemudian berkata, ‘Saya akan memberi makan merpati.’ Ia pun bangkit dan menuju teras rumah. Tak lama setelah itu Asma juga berdiri dan berjalan menuju teras rumah. Lalu terdengarlah rentetan tembakan dalam jarak yang begitu dekat dengan telinga saya. Saya kemudian bangkit dan berlari menuju teras rumah. Badanku terasa lemas ketika saya melihat Ahmad dan Asma tersungkur bermandikan darah.

Situs Palestina Today yang mengutip kisah ini mengatakan, Siriyah kemudian terdiam, tak bisa melanjutkan certitanya. Lalu ia berkata, “Cukuplah Allah sebagai pelindung dan Ia adalah sebaik-baik tempat bersandar (pemberi pertolongan), semoga keduanya syahid di sisi Allah.”

Ayah kedua anak itu, Muhammad Mughir Abu Ya’la (45 th) yang terlihat lebih tegar mengatakan, Asma (15 th) adalah anak cerdas dan murid di kelasa 1 SMP di Al-Qadisiyah. Ia telah hafal 15 juz dari Alquran. Sementara Ahmad adalah murid di sekolah Amirah dan suka memelihara merpati.

“Apakah sebuah kejahatan, bila seseorang memberi makan merpati, sehingga ia harus mengorbankan dengan nyawanya? Ini adalah sebuah kezaliman,” kata Mughir (is/alislam/ha)

Tidak ada komentar: