Selasa, 15 Desember 2009

"KETABAHAN HATI MEMPERTAHANKAN IMAN DAN KENENARAN”

Dahulu ada seorang raja yg mempunyai seorang ahli sihir, dan ketika ia merasa sudah tua, berkata kepada raja : Kini aku telah tua, karena itu kirimkan padaku seorang pemuda untuk aku ajarkan padanya ilmu sihir, supaya dapat menggantikan kedudukanku kelak disisi raja. Maka raja memilih seorang pemuda untuk belajar ilmu sihir, pada ahli sihir itu.

Dan bertepatan dijalan yang dilalui pemuda itu, ada seorang Rahib (pendeta) yang mengajar agama dirumahnya, maka duduklah pemuda itu dimajlis itu untuk mendengar ajaran-ajaran agama, maka tertariklah ia dan merasa puas, sehingga terlambat kedatangannya kepada Sahir, maka dipukul oleh Sahir, lalu ia mengeluh kepada Rahib, maka diajarkan oleh Rahib : Jika kamu takut pada Sahir, katakana padanya : Aku masih bertahan (disuruh) oleh ibu. Dan bila kembali terlambat katakan pada ibumu : Saya masih ditahan oleh Sahir. Maka berjalanlah keadaan dengan baik, dan pada suatu hari ketika ia pergi tiba-tiba ada binatang buas besar ditengah jalan, sehingga menyebabkan terhentinya semua orang yang akan melalui jalan itu, maka disitulah pemuda berkata : Hari ini aku akan mengetahui ajaran Sahirkah yang lebih baik atau ajaran Rahib? Maka ia mengabil batu sambil berkata : Ya Allah jika ajaran Rahib lebih Engkau suka dari ajaran Sahir, maka bunuhlah binatang ini supaya orang-orang dapat berjalan. Kemudian dilempar binatang itu, dan seketika itu juga mati, hingga orang-orang dapat berjalan dengan aman. Kemudian ia segera menyampaikan kejadian itu pada Rahib. Tiba-tiba Rahib berkata padanya : Anakku engkau kini lebih utama (sakti) daripadaku, dan kamu akan mendapat ujian (bala’), maka apabila akan mendapat bala’ jangan sekali-kali menunjuk aku. Kemudian pemuda itu mendapat karunia besar dari Allah hingga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit terutama yang biasa dikatakan oleh manusia : Tidak dapat disembuhkan seperti buta, belang dan lain-lain penyakit yang berat-berat. Maka keadaan pemuda itu terdengar oleh seorang kawan raja, yang telah menderita sakit mata hingga buta, dan telah berikhtiar kemana-mana tetapi tidak sembuh, kemudian datanglah ia kepada pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak yang besar, lalu berkata : Jika kamu dapat menyembuhkan penyakitku ini, maka aku dapat memberi padamu apa permintaanmu. Jawab pemuda : Sebenarnya saya tidak dapat menyembuhkan, hanya Allah yang menyembuhkan, maka bila kamu percaya pada Allah, aku akan berdo’a dan Allah yang menyembuhkan. Maka segeralah ia percaya kepada Allah, kemudian pemuda itu berdo’a, maka seketika itu juga sembuh dan dapat melihat kembali. Kemudian ia hadir dimajlis raja sebagaimana biasa, maka kagumlah raja melihat ia telah sembuh dan dapat melihat, sehingga ditanya oleh raja : Siapakah yang menyembukan matamu? Jawabnya : Tuhanku. Raja bertanya : Apakah kamu percaya pada tuhan selain aku? Jawabnya : Tuhanku dan Tuhanmu yalah : Allah. Maka segeralah ia disiksa oleh raja dan dipaksa supaya kembali bertuhan kepada raja, tetapi ia tidak berubah iman agamanya, dan raja terus menyiksanya sehingga ia terpaksa menunjukkan pemuda itu, maka didatangkan pemuda itu dan ditanya oleh raja : Hai sihirmu telah mencapai puncaknya sehingga kamu dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit belang, dan berbuat lain-lainnya. Jawab Pemuda : Sebenarnya saya tidak dapat menyembuhkan orang, hanya Allah yang dapat menyembuhkan semua itu. Raja mendengar jawaban itu marah dan segera menangkap pemuda dan menyiksanya, hingga terpaksa ia menunjuk Rahib. Kemudian dipanggilkan Rahib itu dan diperintahkan harus meninggalkan agamanya.
Tetapi Rahib tetap teguh dan menolak perintah raja, maka segera disediakan gergaji, dan digergaji dari atas kepala hingga terbelah dua badan Rahib itu. Kemudian dipanggillah kawan raja itu dan diperintah supaya meninggalkan agamanya, dan ketika menolak, segera digergaji sehingga terbelah badannya menjadi dua. Kemudian dihadapkan pemuda itu dan diperintahkan supaya melepas agama Tuhan, pemuda inipun menolak perintah raja. Kemudian raja menyerahkan pemuda ini kepada beberapa orang tentaranya, dan berkata kepada mereka : Bawakan pemuda ini keatas bukit, bila telah berada diatas bukit, maka tawarkan padanya, jika ia suka meninggalkan agamanya, lepaskan, bila tidak, dan tetap menolak agama kami, maka lemparkan ia kebawah supaya mati. Maka ketika telah berada diatas bukit, pemuda itu berdo’a : Allahummak finihim bima syi’ta (Ya Allah hindarkan aku dari mereka ini sekehendakMu), maka bergeraklah bukit itu hingga jatuh semua tentara yang mrmbawanya itu dan mati. Dan kembalilah pemuda itu kepada raja. Maka ditanya oleh Raja : Kemana tentara yang membawa kamu? Jawabnya : Allah telah menghindarkan aku dari rencana mereka. Kemudian raja menyerahkan pemuda kepada beberapa tentara yang lain untuk dibawa naik perahu dan dibawa ketengah laut, maka bila telah berada ditengah laut,ditawarkan padanya supaya kembali keagama raja, bila tidak mau maka buanglah ia kedalam laut. Maka ketika sampai ketengah laut pemuda itu berdo’a : Allahummak finihim bima syi’ta ( Ya Allah hindarkan aku dari kejahatan orang-orang ini sekehendak Mu) maka terbaliklah perahu itu sehingga tenggelam semua tentara itu, dan pemuda itu segera kembali kepada raja. Oleh raja ditanya : Kemana tentara yang membawamu ? Jawabnya : Allah telah menghindarkan aku dari mereka, lalu pemuda itu berkata kepada raja Engkau takkan dapat membunuhku, hingga menurut kepada ajaranku. Raja bertanya : Apakah itu? Jawab pemuda : Engkau kumpulkan semua rakyat disuatu lapangan, lalu kamu gantungkan badanku dibatang pohon kemudian kamu ambil anak panahku, dan kamu pasang dibusurnya kemudian kamu baca : Bismillahir rabbil ghulam (Dengan nama Allah Tuhan pemuda ini) lalu lepaskan anak panah itu kearahku, maka bila kamu lakukan itu dapatlah kamu membunuhku. Maka segeralah raja mengumpulkan semua rakyat disuatu lapangan, kemudian menggantung pemuda itu pohon, lalu mengambil anak panah dan diletakkan dibusurnya lalu membaca : Bismillahi rabbil ghulam (Dengan nama Allah tuhan pemuda ini) lalu melepaskan anak panah kearah pemuda itu, yang langsung mengenai pelipisnya, maka pemuda itu meletakkan tangan dipelipisnya hingga mati. Maka serentaklah rakyat semua berkata : Aamanna birabbil gluham (Kami percaya pada Tuhannya pemuda itu). Sehingga kepercayaan kepada Allah itu merata disemua lapisan rakyat. Kemudian diberitakan pada raja bahwa orang-orang (rakyat) semua telah percaya pada Tuhan Allah, maka apa yang kamu kuatirkan kini telah terjadi. Maka raja segera memerintah supaya membuat parit besar ditiap persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api diparit, dan tiap orang yang lalu ditempat itu dipaksa supaya meninggalkan agamanya, bila menolak langsung dilemparkan kedalam parit api itu. Maka dilaksanakanlah perintah raja dan banyak orang-orang yang tersiksa (terbakar) dalam parit, sehingga dating seorang ibu yang membawa bayinya, ketika ia diperintah merobah agamanya menolak, dan ketika ditarik anaknya untuk dibuangkedalam parit api ia akan menyerah karena saying pada anaknya, tiba-tiba bayi ini berbicara : Hai ibu sabarlah, karena kamu dalam kebenaran hak.

Semoga kita menjadi hamba Allah yg selalu tabah,kuat mempertahankan keimanan & berani dalam menegakan kebenaran.Allah Humma Amin.

Kiriman dari “Fitria Mutiasari”

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ARTIKELMU APIK WAK JO....