Rabu, 01 April 2009

Percikan Air Surgawi


Artikelnya berisi dialog seseorang yang sedang mengisi
bensin di suatu SPBU dengan seorang satpam penjaga disitu.

Karena saya lupa detailnya, saya ceritakan rangkumannya
saja ya (mohon maaf kalau ada redaksi yang kurang atau
mengalami pengeditan) weisss udah jadi editor sekarang
rupanya :)

Penanya : "Kerja disini digaji pak?"

Satpam : "Iya dong pak."

Penanya : "Alhamdulillah ya, masih bisa kerja dan digaji.
Sementara ada orang lain yang ngga' punya pekerjaan
apalagi digaji"

Satpam : "Iya sih, pak. Tapi, Saya bosan pak, sudah 7 tahun
begini terus ... jadi satpam aja. Gaji pun naik ala kadarnya."

Penanya : "Ooo begitu ya pak. Ohya, sudah sholat pak?"

Satpam : "Belum. Nanti aja, tanggung. Jam 5-an aj deh."

Penanya : "Wah, sekarang jam 3-an, waktunya ashar.
Kalau bapak sholat jam 5 berarti menunda sholat 2 jam.
Kalau satu hari ada 5 waktu sholat, rata-rata bapak
menunda 5 x 2 jam = 10 jam. Artinya Satu minggu bapak
menunda 7 x 10 jam = 70 jam. Satu bulan 4 x 70 jam = 280 jam.

Satu tahun bapak menunda 12 x 280 jam = 3360 jam.
Dan akhirnya selama 7 tahun bapak telah menunda sholat
selama 7 x 3360 jam = 23520 jam atau sama dengan 3 tahun.

Nah, jadi dari 7 tahun yang bapak merasa bosan itu,
bapak telah kehilangan 3 tahun menunda sholat."

Satpam : "Wah, iya-ya pak. Banyak banget ya."

Penanya : "Iya pak. Wajar kalau rezeki bapak tertunda juga."

Penanya : "Sholatlah tepat waktu pak. Kalau sudah bisa,
sholatlah berjama'ah, kalau sudah bisa, tambahkan dengan
yang sunah, kalau sudah bisa, lengkapi dengan sholat Dhuha
dan Tahajud. Lalu sempurnakan dengan sedekah."

Satpam : "Iya pak, astaghfirullah. Jadi selama ini saya sendiri
yang menjadi penyebab tertundanya rezeki Allah turun."

Nyuussss, bagai es segar yang mengguyur udara panas Cikarang
hari ini, beberapa kalimat tanya-jawab antara seorang ustadz
yang sering tampil di TV dengan seorang satpam SPBU itu
memberikan kesegaran, kesejukan sekaligus efek kejut bagi
saya yang selama ini masih sering melewatkan sholat di awal waktu.

Mungkin juga sebagian rezeki yang tertunda selama ini adalah
buah dari ketidaktaatan saya sendiri pada perintah Sang Pemilik
Kekayaan dan Pemberi rezeki.

Astaghfirullahal' adziim. Yaa Robb ampuni dan kasihilah
hamba-Mu ini.


Wassalaam,

Tidak ada komentar: